Nursriyani . (2023). PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRA OPERATIF KATARAK SENILIS DI POLIKLINIK MATA RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
![]() |
Text
Cover depan.pdf Download (81kB) |
![]() |
Text
Bagian depan.pdf Restricted to Repository staff only Download (969kB) |
![]() |
Text
BAB 1.pdf Download (91kB) |
![]() |
Text
BAB 2.pdf Download (189kB) |
![]() |
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (206kB) |
![]() |
Text
BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (213kB) |
![]() |
Text
BAB 5.pdf Download (14kB) |
![]() |
Text
DAFTAR RUJUKAN.pdf Download (108kB) |
![]() |
Text
lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
![]() |
Text
Manuskrip nursriyani.pdf Restricted to Repository staff only Download (229kB) |
Abstrak
Katarak merupakan penyebab tertinggi terjadinya kebutaan pada pasien dengan gangguan penglihatan. Tindakan operasi merupakan cara yang paling efektif untuk mengatasi masalah katarak. Tindakan operasi atau pembedahan dapat menjadi stressor yang akan meningkatkan tingkat kecemasan pada pasien. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien ialah dengan melakukan komunikasi terapeutik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien pra operatif katarak senilis di poliklinik mata RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, rancangan penelitian menggunakan pre-experimental dengan pendekatan one group pre-post test design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan katarak yang menjalani proses operasi dengan sampel sebanyak 30 responden. Terdapat pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien pra operatif katarak senilis di poliklinik mata RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan nilai kemaknaan nilai p value < α atau 0,000 (< 0,05), yang mana responden lebih banyak mengalami cemas berat sejumlah 16 responden (53.3%), sebelum dilakukan intervensi. Setelah dilakukan intervensi responden lebih banyak mengalami cemas sedang sejumlah 23 responden (76.7%). Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon mendapatkan hasil p-value = 0,000 (< 0.05). Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan untuk membuat protap/standar operasional prosedur tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik. Kata Kunci : Katarak, Kecemasan, Komunikasi Terapeutik Daftar Rujukan : 52 (2012-2020)
Jenis Artikel: | Skripsi |
---|---|
Pembimbing: | Era Widia Sary, Dessy Hadrianti |
Tema: | Keperawatan |
Program Studi: | Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan > S1 Keperawatan |
Depositing User: | Unnamed user with email [email protected] |
Date Deposited: | 25 Sep 2023 03:02 |
Last Modified: | 25 Sep 2023 03:02 |
URI: | http://eprints.umbjm.ac.id/id/eprint/3531 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |