Wulandari, Fitri . (2021). EVALUASI PENGELOLAAN OBAT DI PBF WILAYAH BANJARMASIN. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
![]() |
Text
a. COVER.pdf Download (21kB) |
![]() |
Text
b. Bagian depan.pdf Restricted to Repository staff only Download (404kB) |
![]() |
Text
c. BAB 1.pdf Download (82kB) |
![]() |
Text
d. BAB 2.pdf Download (161kB) |
![]() |
Text
e. BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (68kB) |
![]() |
Text
f. BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (359kB) |
![]() |
Text
g. BAB 5.pdf Download (69kB) |
![]() |
Text
h. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (81kB) |
![]() |
Text
i. LAMPIRAN-dikonversi.pdf Restricted to Repository staff only Download (546kB) |
![]() |
Text
j. Manuskrip.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstrak
Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum dengan izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran sediaan farmasi, termasuk psikotropika, narkotika dan alat kesehatan. Pendistribusian obat melalui jalur legal masih ada isu mengenai kualitas obat yang dijual, kurangnya intervensi pemerintah dan longgarnya aturan mengenai distribusi obat berdampak pada persaingan pasar bebas. Hal ini menunjukkan bahwa pendistribusian obat misalnya banyak label obat untuk penggunaan obat belum dievaluasi secara resmi dan terdapat petugas yang masih awam terhadap obat yang pada akhirnya akan kesulitan mengelolanya. Lalu bagaimana sistem pengelolaan obat di PBF wilayah Banjarmasin, maka dari itu tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi sistem pengelolaan obat di PBF wilayah Banjarmasin dan apakah PBF tersebut sudah sesuai dengan pedoman CDOB tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental bersifat deskritif dengan metode pengambilan data yaitu wawancara dan kuisioner. Setiap hasil data yang didapatkan disimpulkan kemudian hasil dibuat dalam bentuk presentase (%) dan dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk perencanaan obat diperoleh sebesar 67% PBF menggunakan metode kombinasi, proses pengadaan di PBF wilayah Banjarmasin selalu memperhatikan nomor izin edar dan masa kadaluarsa, setiap penerimaan barang dilakukan pemeriksaan oleh apoteker atau kepala gudang untuk melihat apakah produk tersebut sudah sesuai antara fisik dan dokumen seperti : item, jumlah, nomor bets, tanggal kadaluarsa serta memeriksa kebenaran label atau kondisi kemasan, untuk sistem pelaporan dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 100% PBF membuat laporan tiap 3 bulan sekali (triwulan), semua PBF sebelum obat didistribusikan dilakukan skrinning oleh apoteker penanggung jawab terhadap pesanan yang diterima untuk dilayani sesuai dengan faktur. Selain dilakukannya skrinning, apoteker juga akan melakukan kontrol dan pengesahan terhadap distribusi obat termasuk nomor bets dan tanggal kadaluarsa dan untuk gudang penyimpanan dalam hal pengontrol suhu ruangan dari aspek bangunan dan peralatan sebesar 100% PBF mempunyai monitoring temperatur dan kelembaban. Kata kunci : Pedagang Besar Farmasi, Cara Ditribusi Obat yang Baik, Pengelolaan Sediaan Farmasi, Banjarmasin Daftar pustaka : 30 (2006-2021)
Jenis Artikel: | Skripsi |
---|---|
Pembimbing: | Tuty Mulyani, Dedi Hartanto |
Tema: | Farmakologi dan Obat-obatan Farmasi |
Program Studi: | Fakultas Farmasi > S1 Farmasi |
Depositing User: | Unnamed user with email [email protected] |
Date Deposited: | 28 Mar 2022 04:10 |
Last Modified: | 28 Mar 2022 04:10 |
URI: | http://eprints.umbjm.ac.id/id/eprint/2164 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |